Kabar Terkini Kiat Jawara Kicaumania

KIAT FAJAR JR MEMOLES CENDET JAWARA: Mandi Sauna Sehari Sebelum Lomba, Andalkan Tembakan Cici Pari

Share this...
Share on facebook
Facebook
0
Share on whatsapp
Whatsapp

SEHARI sebelum diuji di gantangan lomba, seekor gacoan cendet dimanjakan dengan mandi sauna. Hasilnya ciamik, saat digantangkan pembawaannya gembira dan fighter. Itulah salah satu kiat yang dilakukan Fajar Jr, pemilik cendet Anak Papi yang baru saja menyabet Juara 1, di Gantangan Putro Mataram Singosaren, Selasa (17/7/2018).

Fajar kini kian semangat dan percaya diri. Kesuksesan tersebut sekaligus membuktikan bukan hanya kicaumania lawasan yang sanggup memenangi kontes burung berkicau? Di gantangan lomba, semua kicaumania sama saja. Pemula pun tidak perlu minder menggantangkan gacoan dan berharap kemenangan, asalkan dia memiliki modal dasar pemeliharaan yang memadai.

Fajar Jr (kanan) bersama kakaknya, sama-sama merawat beda nasib.

 

Fajar mungkin bisa dijadikan contoh. Ia sebenarnya belum terlalu lama menjadi pemain burung. Namun kesenangannya pada  burung sudah berlangsung sejak masih belia. Mula-mula ikut bergerombol dengan para pemelihara burung, berlanjut mengikuti kakak dan beberapa tetangganya  yang sering menguji gacoannya di gantangan lomba.

Dari sanalah ia tahu banyak tentang perburungan, lalu cob-coba memelihara beberapa ekor burung. Dari sekadar menggantangkan bersama kawan-kawannya di kampung, ia kemudian nekat menguji gacoannya di arena latber.

“Awalnya suka saja. Ternyata keterusan sampai sekarang, dan belum lama sebenarnya menguji gacoan di gantangan,” terang Fajar usai memenangi latber di Gantangan Singosaren, Senin (17/7/2018).

KSM Yogya, komunitas kicaumania terdekat Fajar.

 

Di Singosaren itu, Fajar moncer lewat cendet Anak Papi yang diujinya di Kelas Cendet A. Ini berarti kemenangan yang kedua setelah seminggu sebelumnya juga Juara 1 di tempat yang sama. Atas kemenangan itu, dia pun kini mulai diperhitungkan oleh para kicaumania kawakan. Tak layak untuk disebut sebagai anak bawang.

“Ya mulai ada yang tanya-tanya soal perawatan dan persiapan menuju lomba,” tukas Fajar diamini kakaknya, Ariejuku.

Beda dengan Si Adik, Ariejuku yang digelaran tersebut menggantangkan cendet Sky Song hanya meraih Juara 3. Padahal dalam keseharian selalu saling mengetahui cara merawat masing-masing gacoannya.

“Sama-sama merawat, tapi beda nasib,” celetuk Fajar yang mengibarkan bendera Galaxy SF.

Fajar juga berdempet dengan KSM Team, memiliki basecamp di wilayah Banguntapan Bantul, tak jaug dari arena Latber Pasar Singosaren. Sebab itu dia agaknya demen menggantangkan gacoannya di sana, apalagi lebih dari separo jurinya memiliki sertifikat juri dari PBI (Pelestari Burung Indonesia).

“Tapi sebenarnya saya menggantangkan dimana saja, siap dinilai oleh semua juri. Cuma kebetulan dekat tempatnya, maka seringnya di Singosaren,” terangnya, kalem.

Gantangan Putro Mataram Singosaren menjadi tempat favorit Fajar untuk menguji gacoannya.

 

Kini Fajar makin mantab sebagai Cendetmania. Di rumahnya ada beberapa cendet dipersiapkan untuk gaco lomba. Baginya, cendet merupakan pilihan. Burung predator ini tipikal fighter dan peka, sehingga perawatannya pun membutuhkan kepekaan.

Fajar sedikit buka rahasia, memandikan gacoan 2 kali sehari yakni pagi dan petang. Penjemuran usai mandi pagi dilakukan selama 1 jam, lalu sebentar diangin-anginkan sembari dicolok 4 ekor jangkrik. Sepuluh menit kemudian dilakukan pengerodongan. Buka kerodong lagi saat sore sembari disemprot dan jemur hingga petang, lalu tutup kerodong.

Pemberian extra fooding berupa asupan jangkrik ini sebenarnya sangat terkantung kondisi mental. Bisa berubah-ubah, demikian pula mandi dan jemurnya. Kita harus peka terhadap kondisi mental gacoan. “Diusahakan kondisi mentalnya stabil. Kalau birahi, bisa diperbanyak mandi dan dianginkan saja, kurangi jangkrik,” jelasnya.

Sementara menjelang digantangkan di arena lomba, diusahakan mandi sauna. Metodenya tutup kerodong, lalu semprot itu kerodong hingga basah, dan dibiarkan sekitar 15 menit. “Inti sauna ini menciptakan kenyamanan. Sehingga begitu buka kerodong dan gantang langsung beraksi. Gaco saya ini mesti nembak isian Cici Pari sampai 6 kali. Itu salah satu keunggulannya, selain gerojokan gereja tarung,” pungkas Fajar. (Met)

 

 

Anda mungkin juga suka...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

swlabs